Di dalam dada manusia, di sebelah kiri, ada segumpal daging panjang-bulat yang disebut hati, itulah hati jasmani. Hati semacam ini ada juga pada binatang, bahkan ada pada orang mati.
Di dalam hati jasmani ini, bersemayam hati rohani yang merupakan hakikat manusia, yang dapat memahami, berilmu dan mengenal Tuhan. Hati inilah yang menjadi sasaran kitab suci ( perintah dan larangan Tuhan ), yang ditegur, dicela, disiksa dan dituntut pertanggung jawaban tentang amal perbuatannya.
Menurut Imam Ghazali, hati rohani berasal dari alam malaikat.
Ia diturunkan ke dunia untuk mengemban misi dari Tuhan; yang tertuang dalam kitab suci. Untuk melaksanakan misinya itu, ia dikaruniai jasad/tubuh. Meski wujudnya berbeda/terpisah, ia disatukan dengan tubuh melalui hati jasmani. Hubungan dua jenis hati itu seperti raja dan singgasananya.
Sebagai raja, hati rohani memiliki pelayan dan pembantu atau disebut juga pasukan. Pasukan-pasukan hati ini ada 2 macam, yang nampak oleh mata kepala dan yang tidak nampak atau disebut pasukan batin.
Pasukan hati yang nampak oleh mata kepala adalah: tangan, kaki, mata, telinga, lisan dan seluruh anggota tubuh baik yang diluar maupun yang di dalam tubuh. Seluruh anggota pasukan ini diciptakan dan bernaluri untuk menaati hati. Jika hati menyuruh kaki untuk bergerak, maka bergeraklah ia. Jika hati menyurh lisan berbicara maka berbicaralah ia. Demikian pula dengan seluruh anggota tubuh lainnya.
Pasukan hati yang tidak nampak oleh mata kepala atau pasukan batin, diantaranya nafsu dan akal. Pasukan nafsu ( amarah dan syahwat ) terkadang amat patuh pada hati secara sempurna. Hal itu amatlah membantu hati dalam menjalankan misinya di dunia. Misalnya, untuk memelihara tubuh, diperlukan syahwat ( keinginan ) untuk makan dan minum. Untuk menolak hal-hal yang dapat merusak tubuh, diperlukan amarah yang dapat menolak dan mencegah hal-hal yang merusak.
Terkadang pula, pasukan nafsu itu membangkang dan tidak menerima petunjuk-petunjuk hati, sehingga menggangu hati dalam menjalankan misinya dari Tuhan. Maka hati memiliki pasukan akal yang dapat menangkap segala hakikat ilmu. Dengan ilmu dari pasukan akal, hati memiliki kemampuan untuk bisa menguasai dan mengendalikan pasukan nafsu.
Di luar semua pasukan yang ada di dalam hati itu, ada pula pasukan syetan. Pasukan syetan ini selalu menemui pasukan nafsu untuk membujuk rayunya agar membangkang dan menguasai kerajaan hati. Karena hanya dengan cara begitu nafsu bisa memenuhi segala keinginannya.
Jika hal itu sampai terjadi, maka nafsu menguasai dan memperbudak hati. Seperti budak yang menguasai tuan atau alat yang menguasai tukang. Hal ini akan menyebabkan kebodohan, jika nafsu menguasai kerajaan hati maka secra otomtis pasukan akal pun dikuasainya. Sehingga akal hanya disibukan untuk memikirkan segala cara demi memenuhi segala keinginan nafsu yang tanpa akhir, kecuali oleh kematian.
Inilah peperangan yang harus dimenangkan oleh hati dan pasukan akal, untuk membedakan dirinya dengan binatang. Karena sifat binatanglah yang biasa mengumbar nafsu. Jika tidak maka misi yang diemban oleh hati terancam gagal. Untuk itu, hati dibekali juga dengan Al-Qur’an agar hati menyadari bahwa dirinya memiliki kemampuan menjalankan misi melakukan perjalanan di dunia. Misi ini tentang kebahagiaan dan kesengsaraan, misi ini juga tentang pantas tidaknya ia menemui Sang Penciptanya.
Catatan : dalam kehidupan sehari-hari hati rohani biasa disebut jiwa.
Diringkas dengan sangat singkat dari buku “Rahasia Keajaiban Hati” yang merupakan terjemahan dari Kitab “Ihya Ulumiddin” jilid III karya Imam Ghzali.
Mutiara Kata
Apabila kamu tidak dapat memberikan kebaikan kepada orang lain dengan kekayaanmu,
Berilah mereka kebaikan dengan wajahmu yang berseri-seri, disertai akhlak yang baik.
(Nabi Muhammad SAW)
Baca selengkapnya...